Home » » Harta Dan Rezeki Yang Baik ( By Bioenergi)

Harta Dan Rezeki Yang Baik ( By Bioenergi)

Written By bioenergicenter on Kamis, 06 Agustus 2009 | 23.08

Rezeki Yang Baik

Rezeki, sebagaimana juga jodoh dan kematian merupakan takfir Allah. Namun demikian, masih saja manusia mempersoalkannya, walaupun Allah pula yang menyatakan bahwaa kita masih punya “andil” dalam menentukan takdirnya. Misalnya dengan berusaha dan berdoa. Dengan semangkin keras kita berusaha, rezeki akan mudah didapat. Bahkan Nabi Muhammad SAW mengajarkan tindakan-tindakan untuk memperlancar datangnya rezeki antaranya dengan bersilaturahmi.

Syaiful M. Maghsri memaparkan bahwasanya persoalan yang selalu menghinggapi sebagian manusia soal rezeki adalah saat menerimanya. Menurut ia juga salah satu sifat manusia adalah kurang puas, terutama soal materi. Bahkan, apabila mendapat emas gunung, masih akan mengincar dan mengusahakan supaya bisa menjadi dua gunung, demikian sabda Nabi Muhammad SAW, “Tidak banyak orang yang bersyukur atas apa yang dikaruniakan Allah kepadanya”. Allah menyatakan, “Sedikit dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” Ketiadaan rasa syukur ini menghambat manusia melihat rezeki yang telah diterimanya.

Padahal nikmat Allah yang diberikan kepada manusia sangat baanyak. Mulai dari baangun tidur hingga kembali mata terlelap di larut malam, niscaya kitaa kerepotan menghitungnya. Misalnya, tatkala bangun pagi kita mendapatkan diri kita tidur dalam kasur yang empuk. Barangkali lima atau sepuluh tahun lalu kita masih tidur pada tikar di atas balai-balai sehingga ketika bangun badan pegal-pegal semua. Saat mengambil air wudhu kita merasakan kesegaran air di kamar mandi kita yang mengalir di antara sela-sela jari maupun wajah kita.

Salah satu kiat gampang mensyukuri rezekidari Allah adalah dengan menbandingkan orang lain atau kita sendiri pada kondisi yang lebih buruk. Dengan selalu dihadapkan pada kondis seperti itu tentu manusia akan sering bersyukur.

Melihat apa saja yang ada sebagai rezeki memang tidak gampang. Menurut HM. Syaiful M. Maghsri, manusia sering mengukur keberadaan rezeki dengan harta yang di punyainya. Padaahal rezeki yang diberikan Allah tidak melulu bersifat materi. Ia juga memaparkan (HM. Syaiful M. Maghsri-pem) bahwasanya masyarakat umum memang sering mengartikan rezeki dengan harta atau bahkan uang. Sebenarnya rezeki bisa saja tidak beruhpa harta, dia bisa saja berupa sesuatu yang sifatnya non materi, dan ia bisa merupakan suatu keadaan yang menjadikan kita mau bersyukur kepada-Nya.

0 comments:

Posting Komentar

Solusi dan Konsultasi

Produk dan Pelatihan